Peserta pelatihan tanggap darurat sedang praktik mengoperasikan APAR di halaman Smamda Sidoarjo, Selasa (07/10/2025). (Mohammad Ghulam Sakitan Fadillah/smamda.sch.id) Peserta pelatihan tanggap darurat sedang praktik mengoperasikan APAR di halaman Smamda Sidoarjo, Selasa (07/10/2025). (Mohammad Ghulam Sakitan Fadillah/smamda.sch.id)

Wujudkan Sekolah Aman Bencana, Smamda Gelar Pelatihan Tanggap Darurat Kebakaran

Naimul Hajar | 09 Oktober 2025

Detail Berita:


SMAMDA.SCH.ID – SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menggelar Pelatihan Tanggap Darurat Kebakaran di halaman sekolah, Selasa (7/10/2025). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tenaga kependidikan sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakaran di lingkungan sekolah.

Pelatihan diawali dengan pengarahan materi tentang “Segitiga Api” oleh tim instruktur Illafi Andika, Nur Maidah, dan Robby Bustomi sebagai Ketua Tim Instruktur. Robi menjelaskan bahwa api dapat terbentuk karena adanya tiga unsur utama: bahan bakar, panas, dan oksigen.

“Tiga unsur ini harus ada agar api bisa menyala. Jika salah satunya dihilangkan, api akan padam dengan sendirinya. Itulah yang kita sebut segitiga api,” ujar Robby Bustomi di hadapan peserta pelatihan.

Robi menambahkan, bahan bakar yang umum memicu kebakaran di sekolah biasanya berasal dari kertas, plastik, kabel listrik, hingga cairan mudah terbakar. Sementara itu, panas bisa timbul dari gesekan, arus pendek listrik, atau sumber api terbuka. “Oksigen tersedia di udara, sehingga mengendalikan dua unsur lainnya menjadi kunci pencegahan kebakaran,” tambahnya.

Setelah memahami konsep segitiga api, peserta pelatihan diberi penjelasan mengenai jenis-jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Robi memaparkan bahwa APAR dibedakan berdasarkan bahan pemadam yang digunakan, di antaranya foam, powder, dan karbon dioksida (CO?).

“APAR jenis foam atau busa efektif untuk memadamkan kebakaran bahan cair seperti minyak. Sedangkan powder cocok untuk berbagai jenis kebakaran, termasuk yang melibatkan peralatan listrik. Sementara APAR karbon dioksida mampu memadamkan api tanpa meninggalkan residu sehingga aman untuk perangkat elektronik,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya mengenali kelas kebakaran, seperti kelas A untuk bahan padat, kelas B untuk cairan, dan kelas C untuk listrik. “Kesalahan memilih APAR bisa berakibat fatal dan justru memperbesar api,” tegas Robi.

Usai penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktek lapangan memadamkan api. Seluruh peserta secara bergiliran mencoba cara memadamkan api kecil dengan menggunakan karung goni basah dan juga dengan APAR.

Penuh Antusias
Suasana halaman Smamda menjadi penuh antusias ketika para peserta berhasil memadamkan api di tong besi. “Awalnya saya agak takut, tapi ternyata caranya tidak sulit jika mengikuti prosedur dengan benar,” kata Divana Winjayati, salah satu peserta.

Kepala Smamda Sidoarjo, M. Zainul Arifin, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Ia menilai pelatihan ini sangat penting agar seluruh tenaga kependidikan memiliki keterampilan dasar dalam menghadapi situasi kebakaran.
“Melalui latihan seperti ini, kami berharap seluruh warga sekolah dapat selalu siap siaga dalam kondisi darurat,” ungkapnya.

Pelatihan ditutup dengan simulasi evakuasi sederhana untuk melatih kesiapan peserta menghadapi situasi darurat. Dengan bekal pengetahuan tentang segitiga api dan penggunaan APAR, seluruh peserta diharapkan mampu bertindak cepat dan tepat saat terjadi kebakaran.


Editor : Moh. Ernam

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo