Staf Ahli Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga Kemendikdasmen RI, Prof Dr H Biyanto MAg saat menyampaikan materi Seminar Parenting di Auditorium AR Fachruddin Smamda Sidoajo, Sabtu (27/09/2025). (Mohammad Ghulam Zakiyan Fadlillah/smamda.sch.id) Staf Ahli Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga Kemendikdasmen RI, Prof Dr H Biyanto MAg saat menyampaikan materi Seminar Parenting di Auditorium AR Fachruddin Smamda Sidoajo, Sabtu (27/09/2025). (Mohammad Ghulam Zakiyan Fadlillah/smamda.sch.id)

Prof. Biyanto: TKA Hadir untuk Menstandarkan Penilaian Akademik dan Mendorong Prestasi Belajar

Naimul Hajar | 01 Oktober 2025

Detail Berita:


SMAMDA.SCH.ID - Staf Ahli Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, Prof. Dr. H. Biyanto, M.Ag., memaparkan kebijakan terbaru terkait Tes Kemampuan Akademik (TKA). Pemaparan tersebut disampaikan dalam acara Parenting Kelas XII yang digelar di Auditorium AR Fachruddin, SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Sabtu (27/9/2025).

Prof Biyanto -sapaan akrabnya- menegaskan bahwa kebijakan TKA bukanlah keputusan mendadak. Kebijakan ini lahir dari diskusi panjang bersama Menteri, dinas pendidikan, ormas penyelenggara pendidikan, hingga para guru dan sekolah. “Kami ingin ujian yang terstandar secara nasional, namun tidak menimbulkan beban dan stres bagi peserta didik, orang tua, maupun guru, seperti yang dulu terjadi pada Unas,” ujarnya disambut tawa hadirin.

Ia menjelaskan, TKA hadir sebagai penyempurna sistem penilaian akademik dengan mengedepankan prinsip opsional. Murid boleh ikut atau tidak, tetapi bagi yang ikut akan mendapat banyak manfaat, salah satunya untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya. “Hasil TKA SMA sederajat bahkan bisa menjadi pintu masuk ke perguruan tinggi melalui jalur undangan,” terang Prof. Biyanto.

Lebih lanjut Prof Biyanto juga mengungkapkan latar belakang kebijakan ini, termasuk berakhirnya Ujian Nasional pada 2020 akibat pandemi COVID-19 dan digantikan oleh Asesmen Nasional (AN) pada 2021. Namun, menurutnya AN tidak mampu memberikan data capaian akademik tiap murid.
“Yang dinilai AN itu sekolahnya, bukan individu anak. Padahal kita butuh data akademik per anak untuk memetakan capaian belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan,” jelasnya.
Validasi Nilai Rapor
Selain itu, TKA diharapkan mampu menjadi validasi nilai rapor yang selama ini dinilai subyektif. “Kita ingin nilai rapor dan hasil TKA saling menguatkan. Rapornya dari guru, TKA dari pemerintah pusat, sehingga lebih objektif dan terukur,” tegasnya.

Dalam sesi yang berlangsung santai dan interaktif, Prof. Biyanto juga menyentil rendahnya literasi masyarakat. “Anak-anak sekarang lebih suka baca WA daripada buku. Kalau di rumah lebih banyak buku atau ‘bolo pecahnya’? Kalau lebih banyak bolo pecahnya, itu tanda literasi kita rendah,” ucapnya yang kembali mengundang gelak tawa audiens.

TKA yang bersifat terstandar nasional dan berbasis komputer diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar murid serta menjaga integritas proses penilaian akademik. Prof. Biyanto menegaskan, ujian ini tidak seharusnya menjadi momok, melainkan alat bantu bagi anak-anak untuk meraih prestasi.


Editor    : Moh. Ernam

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo