Detail Berita:
SMAMDA.SCH.ID – Boarding School SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo mengikuti kegiatan study banding (benchmark) di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta Sleman, Ahad (02/09/2024).
Kegiatan study banding ini merupakan program kerja Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sidoarjo. “Tujuan kegiatan ini salah satunya untuk meningkatkan kualitas pondok pesantren dan sekolah boarding yang ada di bawah naungan PDM sidoarjo.” Ungkap ustadz Rijal.
Smamda Sidoarjo yang diwakili oleh wakil kepala sekolah bidang ISMUBA ustadz Misbach dan perwakilan musyrif boarding school ustadz Muhammad Rijal Achsanuddin. “Pada kegiatan benchmark ini Smamda Sidoarjo tidak sendirian. Ada juga sekolah Muhammadiyah yang memiliki boarding yaitu SMP Muhammadiyah 4 Porong, SMP Muhammadiyah 5 Tulangan, SMA Muhammadiyah 3 Tulangan, Pondok Pesantren Annur, dan Pondok Pesantren Al Fattah.’’ Lanjut ustadz Rijal.
Ustadz Rijal memaparkan keberangkatan studi banding ke Jogja. Hari Ahad, 1 September 2024 rombongan berkumpul di kantor PDM Sidoarjo. Rombongan kemudian berangkat ke Yogyakarta menuju SM Tower. Hotel ini merupakan amal usaha dibidang Brand Living Muslim Hotel dari pimpinan pusat Muhammadiyah.
“Selanjutnya, sore hari rombongan mengunjungi toko suara muhammadiyah untuk melihat-lihat berbagai produk yang dijual seperti buku, baju, souvenir dan lain-lain.” Papar ustadz Rizal.
Pagi harinya, Senin (2/09/2024) rombongan berangkat ke MBS Yogyakarta yang bertempat di Sleman. Peserta rombongan studi banding disambut hangat oleh biro humas MBS yang diwakili oleh ustadz Oji.
Pembukaan acara studi banding dilaksanakan di aula gedung MBS. Ustadz Sahman wakil tuan rumah memberikan gambaran umum tentang MBS Yogyakarta.
Setelah acara pembukaan selesai peserta studi banding diajak berkeliling komplek MBS, melihat kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh siswa putra dan putri serta mengamati situasi dan kondisi boarding MBS Yogyakarta. “Kami rombongan study banding mengunjungi setiap ruangan bahkan bisa melihat secara langsung bagian dapur dan laundry,” ungkap ustadz Rijal.
Acara berkeliling tersebut, kita lakukan sampai waktu salat dhuhur tiba. Selepas sholat kita kemudian diajak untuk belajar terkait kurikulum yang bersistem kesantrian dan kema'hadan yang digunakan di MBS. Ustadz Oji juga menceritakan beberapa problem yang dihadapi MBS dari awal dibangun hingga saat ini dan bagaimana solusinya.
Sebelum pulang kami ditemani oleh ustadz Oji untuk mengunjungi Mahad AR Fachrudin yang merupakan program unggulan dari MBS. Program ini khusus di peruntukan bagi anak-anak yatim dhuafa. Jadi 100% gratis dan tidak dipungut biaya. Kurikulumnya memang disiapkan untuk study lanjut ke Timur Tengah. “Jadi kurikulum yang digunakan pun mengacu pada kampus-kampus Islam Timur Tengah. Keseharian santrinya full menggunakan bahasa Arab,” terang ustadz Rijal.
Tugas kami setelah studi banding ini adalah menerapkan hal-hal baik yang terdapat di MBS Yogyakarta tersebut. Supaya bisa di jadikan acuan dan tolak ukur bagi kami untuk perbaikan dan pengembangan boarding school di Smamda Sidoarjo agar menjadi lebih baik. “Hal utama yang akan kita adopsi dari hasil studi banding ini selain menambah kegitan-kegiatan baru untuk santri, kami berusaha untuk memperbaiki kurikulum. Yakni mengadopsi program tahsin di semester awal bagi siswa baru,” pungkas ustadz Rijal.
Editor : Khusnul Isa