Detail Berita:
Bergerak terus dan berlari menjadi suatu keniscayaan untuk berubah lebih baik. Demikian pula yang dilakukan SMAMDA Sidoarjo. Dalam rangka meningkatkan mutu sekolah, SMAMDA menggelar Seminar Sehari dengan tema “Peningkatan Mutu Sekolah”, Jumat (24/12). Seminar ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Ali Imron, S.Sos., M.A. dan H. Pahri, S.Ag., M.M. Narasumber pertama adalah dosen Prodi Pendidikan IPS Unesa dan menyampaikan materi yang berjudul “Mengkonstruksi Komunitas Belajar Melalui Lesson Study untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran”. Adapun narasumber kedua merupakan Direktur Sekolah-Sekolah Muhammadiyah Gondanglegi yang menyampaikan materi tentang “PPDB Abnormal”.
Kemitraan Unesa dengan SMAMDA Sidoarjo
Materi seminar yang pertama ini sebenarnya merupakan pengimbasan kepada para guru mapel lain dari hasil kemitraan Unesa dengan sekolah yang sebelumnya sudah berjalan,berupa implementasi lesson study dalam pembelajaran Sosiologi. Tiga guru Sosiologi: Arief Hanafi, S.Sos., M.Si., Khotibul Umam, S.Pd., dan Wahyu Endra W., S.Pd., M.Pd. bersama Ali Imron, S.Sos., M.A. melakukan kolaborasi dalam pembelajaran di kelas.
Ali menyampaikan bahwa kemitraan Unesa dengan sekolah tak lain untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, bukan untuk menilai guru. Untuk itu, syarat-syaratnya kolaboratif, terlibat aktif, ada kontribusi untuk perubahan, dan mendukung guru. Dengan adanya kemitraan tersebut, guru-guru mapel Sosiologi saling bermitra dan memperoleh pembinaan dari dosen mitra tentang pembelajaran yang berkualitas di kelas melalui lesson study
Lesson study dapat dimaknai sebagai model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Untuk itu perlu 3 tahap, yaitu plan, do, dan see. Tahap plan dilakukan guru dengan membuat RPP beserta kelengkapannya, seperti media, LKPD, dan lain-lain. Tahap selanjutnya, do, guru melakukan pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat. Yang terakhir adalah see, guru pengajar, guru mitra, dan dosen mitra merefleksi kembali pembelajaran yang sudah dilakukan guru.
Pengimbasan pun dilakukan oleh Pak Arif, Pak Wahyu, dan Pak Umam. Masing-masing menyampaikan pengalaman mengajarnya dari hasil pembinaan oleh Pak Ali. Tiga tahap lesson study pun disampaikan. Dari ketiganya, pembelajaran yang dilakukan berdampak positif pada siswa-siswa, yaitu: mampu mengonstruksi pengetahuan melalui diskusi (metode pembelajaran) dan cenderung lebih aktif serta antusias terhadap pembelajaran yang menggunakan media yang menarik.
PPDB ABNORMAL
Narasumber kedua ini sangatlah terkenal dengan strategi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) Abnormal (baca: tidak biasa). Dengan pengalamannya yang luar biasa ketika menjadi Kepala SMK Muhammadiyah 7 (Mutu) Gondanglegi Malang, mampu mendatangkan siswa berjumlah lebih dari 2000 orang, Pahri masih didaulat menjadi Direktur Sekolah Muhammadiyah di Gondanglegi, setelah tiga periode kepemimpinannya usai. Ia kini menularkan pengalamannya dalam melakukan strategi yang tidak biasa dalam PPDB. Tak terkecuali SMAMDA yang juga menimba ilmu dan pengalaman darinya.
Bapak yang kental logat Madura-nya ini memberikan beberapa strategi PPDB yang luar biasa, yaitu: gerakan silaturrahim berjamaah, mengirimkan duta sekolah, presentasi, bersolek, dan gerakan meja sosial.
Sekolah Muhammadiyah tetap eksis bila memiliki siswa, maka perolehan siswa menjadi tanggung jawab Bersama. Oleh sebab itu, semua warga sekolah hendaknya dapat melakukan silaturahmi kepada saudara, tetangga, kenalan, dan siapa pun dalam rangka memperoleh siswa. Dibekali dengan informasi terbaru tentang PPDB, guru dan tendik sekolah melakukan silaturahmi dengan berbagai cara. Apakah datang ke rumah-rumah calon siswa, atau lainnya. Selain itu guru, tendik, dan siswa (alumni) dapat menjadi duta PPDB. Mereka melakukan gerakan persuasi kepada calon siswa agar memilih SMAMDA sebagai tempat studi lanjutnya.
Sekolah juga wajib bersolek secara fisik, baik dari fasilitas sarpras atau dari guru dan tendiknya. Gedung sekolah, toilet, taman, dan sarpras lainnya dapat dipastikan bagus, bersih, dan mengesankan ada kenyamanan. Untuk guru dan tendik pun harus bersolek, yaitu menampilkan performance yang menarik dan ramah.
Sekolah juga dapat mendatangi langsung ke sekolah-sekolah menengah pertama sasaran. Presentasi langsung kepada para siswa dan guru-gurunya. Bisa juga sekolah menjemput para calon siswa tersebut untuk diajak melihat langsung sekolah. Dalam hal ini, sekolah memberikan jamuan yang nantinya dapat menyenangkan para calon siswa tersebut.
Yang terakhir, Pahri menjelaskan perlunya ada gerakan publikasi secara terus menerus tentang sekolah. Setiap ada informasi terbaru tentang sekolah, harus cepat dipublikasikan. Semua informasi tentang perkembangan sekolah dapat mendukung laju cepat PPDB.(Agustin Smamda)