PANDEMIK BIKIN GURU MAKIN ASYIK

Alfi Faridian, M.Pd. | 19 September 2021

Detail literasi:

PANDEMIK BIKIN GURU MAKIN ASYIK

Alfi Faridian, M.Pd., guru SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo

 

Siapa yang bisa menolak adanya sebuah bencana? Pandemik Covid 19 telah mengubah tatanan kehidupan manusia. Kegiatan di segala bidang harus mengikuti protokol kesehatan. Di beberapa instansi, tempat hiburan, juga mal-mal. Semua memperketat kegiatan. Memang ada yang baru, terutama membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan maupun menjaga jarak dengan orang lain. Itulah fenomena di era kehidupan masa pandemik saat ini. Demikian juga dunia pendidikan.

Bagaimana  perkembangan guru dan murid-murid? Sebagai guru, berharap yang terbaik untuk murid-murid. Walaupun tidak bisa bertatap muka, pembelajaran yang dilakukan harus tetap berdampak baik ke murid-murid. Terutama dalam pembentukan karakternya. Ini tantangan besar yang harus dilakukan oleh guru. Bagaimanapun situasi negeri ini, murid harus tetap mendapatkan pembelajaran yang baik.

Kita mengenal Pembelajaran Jarak Jauh, atau PJJ. Rancangan pembelajaran bagi generasi era new normal memang beda. Situasi dan kondisi yang harus menjadikan beda. Guru harus memutar 180 derajat kebiasaan yang selama ini dilakukan. Saatnya guru harus bersahabat dengan dunia teknologi. Melangkah seiring sejalan, jika tidak salah satu akan jadi korban. Bisa jadi guru akan tergantikan dengan kecerdasaan buatan yaitu kecanggihan teknologi.

Banyak guru yang tidak siap dengan pembelajaran di masa pandemik. PJJ menuntut guru lebih kreatif dan inovatif. Permasalahannya, apakah guru mau belajar untuk menghadapi situasi ini. Pemerintah telah memfasilitasi pendukung pembelajaran jarak jauh. Hal ini bertujuan agar guru mau bergerak maju sesuai zaman. Selain pemerintah, instansi yang berhubungan dengan pendidikan juga banyak mengadakan pelatihan-pelatihan. Itu semua bentuk dukungan kepada guru agar wawasan dan keilmuannya lebih meningkat.

Sebagai guru yang kreatif dan inovati, selalu mencari cara bagaimana bentuk membelajarkan murid. Salah satu yang harus dilakukan adalah dalam hal Menyusun RPP. Pemerintah sudah memberikan peluang untuk mendesain model pembelajaran yang baik dan menyenangkan. Bergantung dari guru itu sendiri. Tak sepatutnya kita mencari alasan untuk tidak bergerak maju. Guru seperti ini akan tergerus dengan zaman.

Banyak sajian video pembelajaran yang menarik berkeliaran di media sosial. Hal tersebut didukung dengan  adanya tutorial-tutorial sederhana, bagaimana membuat video tersebut. Ketika saya mendiskusikan sebuah KD kepada murid, tinggal pilih video mana yang sesuai. Setelah saya putar-putar, kenapa videonya gak ada yang klik di hati. Sempat terketuk, “mengapa tidak membuat video pembelajaran sendiri”. Begitulah, dengan semangat 45 disertai petunjuk dari sosial media jadilah video pembelajaran yang pas di hati. Ketika melakukan PJJ saya berikan video pembelajaran  tersebut kepada mereka, murid lebih memahami dan tertarik. Ada faktor kedekatan antara murid dengan guru walaupun lewat video. Ternyata itulah tantangan guru. Selama ada kemauan, kita pasti bisa. Di setiap penyampaian kompetensi, tak sabar ingin membuat video lagi. Tak terasa karier guru bisa dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan tersebut.

Berbicara tentang karier guru, banyak yang beranggapan sebagai kepala sekolah adalah titik tertinggi. Ternyata itu adalah anggapan yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tidak hanya menjulang, namun merimbun begitulah lebih tepatnya. Dari sekian banyak guru, semua berebut mencapai titik tertinggi, itu hal yang tak mungkin. Maka saatnya kita beralih pemahaman bahwa karier guru merimbun ke kanan dan ke kiri, bisa ke depan, maupun ke belakang. Jika disebut satu persatu halaman tidak cukup.

Banyak hikmah yang bisa diambil dari era pandemik. Salah satu contoh pengembangan karier guru. Guru dipaksa untuk bersahabat dengan dunia teknologi, hingga banyak guru menjadi Youtuber. Fotografer, konten creator. Selain itu guru bisa meluangkan waktu untuk menulis, hingga lahirlah karya-karya yang menarik dari guru. Enterpreneur baru bermunculan, musikus, bahkan motivator. Inilah karier sesungguhnya seorang guru.

Sahabat guru senusantara, segeralah mengambil sikap. Saatnya guru berdiri tegak, memilih bidang apa yang akan dikembangkan. Terus belajar bukan berarti kuliah tiada henti, namun guru bisa belajar kepada siapa pun. Bisa kepada lingkungan, sesama guru, bahkan kepada sosial media. Kita harus terus belajar. Jika itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh, ikhlas, dan penuh percaya diri, maka kita akan menjadi guru yang asyik.

 

Profil penulis.

Seorang Alfi Faridian berusaha komitmen dengan tujuan. Menulis salah satunya. Pengampu mapel Bahasa Indonesia di Smamda Sidoarjo kurang lebih 20 tahun, juga aktif di kegiatan komunitas guru, yaitu KGBN. Banyak manfaat yang saya dapat, khususnya di bidang karier. Termasuk mengikuti kegiatan tulis-menulis. Saya mengibaratkan kelas KMA-OP bagi perkembangan menulis, sebuah sumur yang di dalamnya terdapat sumber air. Mengapa demikian? Dari sumur itu kita bisa mengambil air, semakin diambil airnya semakin jernih sumbernya. Dan ketika kita dalam dahaga, air sumur tersebut memberikan kesegaran jiwa. Yang masih penasaran dengan saya hubungi IG @alfi_dian8970, WA 081455035970, surel alfi.faridian.smamda@gmail.com

 

 

 

 

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo