KEISTIMEWAAN SEPULUH HARI TERAKHIR RAMADAN

Wigatiningsih, M.Pd | 13 April 2023

Detail literasi:

Hari ini ... Rabu, 21 Ramadan 1444 H bertepatan dengan 12 April 2023. Berjalan  21 hari umat Muslim sedunia berpuasa, artinya tadi malam sudah masuk malam 21 Ramadan. Bagi Sebagian muslim adalah hari-hari yang berat dan lama karena tidak terbiasa berpuasa. Namun bagi Sebagian  besar umat muslim  yang ingin menyempurnakan puasanya di bulan Ramadan, sepuluh hari terakhir adalah momen yang ditunggu-tunggu.

Muslim sedunia tentu tak ingin ketinggalan malam-malam tersebut. Tentu semua ingin mendapatkan janji Allah yakni malam seribu bulan. Mari kita lihat bagaimana Nabi tercinta kita, memanfaatkan waktu di 10 hari akhir Ramadan.

Hadits riwayat Ibnu Umar RA: Bahwa Rasulullah selalu I'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. (Shahih Muslim No 2002).

Hadits riwayat Aisyah RA, ia berkata: “Adalah Rasulullah SAW jika telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Beliau menghidupkan malam (untuk beribadah) dan membangunkan istri-istrinya, bersungguh-sungguh (dalam ibadah) dan menjauhi istri. (Shahih Muslim No 2008).

Hadits riwayat Aisyah RA, ia berkata: “adalah Rasulullah SAW bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan tidak seperti hari-hari lainnya”. (Shahih Muslim No 2009).

Aisyah RA berkata, “Sungguh Rasulullah memasukan kepala beliau kepadaku ketika beliau sedang ber-I'tikaf di masjid, lalu saya menyisirnya. Apabila beliau beri'tikaf, tidak masuk ke rumah kecuali ada keperluan.” (HR Bukhari).

Begitu luar biasa rasul kita mempersiapkan dan menjalankan sepuluh hari terakhir Ramadan itu. Dan rasanya sangat istimewa. Sebagaima yang ingin diteladani oleh umat muslim setelahnya, tak terkecuali muslim di negeri kita, Indonesia.

Tidak ada yang mengetahui secara spesifik kapan malam lailatul qadar. Adapun pernyataan 10 malam terakhir didasarkan dari sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berasal dari Aisyah RA, Rasulullah bersabda:

"Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan," (HR Bukhari & Muslim).

Anisa Rizki Febriani menulis di detikHikmah tentang keistimewaan Malam Lailatul Qodar, ada 5 keistimewaan, yaitu:
1. Malam Turunnya Al-Qur'an
Malam lailatul qadar bertepatan dengan momentum diturunkannya Al-Qur'an. Dalil mengenai hal ini tersemat dalam surat Al Qadr ayat 1-3.

 


2. Turunnya Para Malaikat
Keistimewaan lainnya pada malam lailatul qadar ialah turunnya para malaikat. Ini dijelaskan dalam surat Al Qadar ayat 4, bahwa pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhan untuk mengatur segala urusan.


3. Hanya Milik Umat Nabi Muhammad SAW
Jumhur ulama sepakat bahwa keistimewaan malam lailatul qadar hanya berlaku bagi para umat Nabi Muhammad SAW. Umat-umat dari nabi terdahulu tidak mendapatkan hal tersebut.

Ini sesuai dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa:

"Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya yang relatif panjang sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan," (HR Malik).

4. Malam Pencatatan Takdir Tahunan
Malam lailatul qadar juga menjadi malam pencatatan takdir tahunan. Allah SWT berfirman dalam surat Ad Dukhan,

"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah," (QS. Ad Dukhan: 4).

5. Diampuni Dosa-dosa Terdahulu
Malam lailatul qadar sering disebut sebagai malam pengampunan. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa orang yang beribadah menyambut datangnya malam lailatul qadar akan diampuni dosanya yang terdahulu.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang pada malam lailatul qadar mengerjakan ibadah dan berdoa dengan penuh keimanan yang dipersembahkan semata-mata untuk Allah, akan diampuni dari segala dosanya yang terdahulu dan yang akan datang," (HR Ahmad dan Thabrani).

6. Lebih Baik dari Seribu Bulan
Maksud lebih baik dari seribu bulan tersemat pada surat Al Qadr ayat ke-3,. Latho-if Al Ma'arif menafsirkan, "Amalan di lailatul wadar lebih baik dari amalan di seribu bulan,"

Adapun, maksud dari lebih baik dari seribu bulan adalah salat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari salat dan puasa di seribu bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.

Sebagian besar umat muslim mempersiapkan diri sedemikian rupa. Mereka datang dari segala arah tempat tinggal. Sekitar pukul 24.00 hadir beserta keluarga melaksanakan I’tikaf. Ada yang berdiam diri saja, ada yang solat malam, dzikir, membaca Al quran, berdoa, dan yang lain sesuai tujuan utama mereka yakni mendapatkan malam lailatul qodar.

Kita sama-sama melihat bagaimana pengurus takmir masjid juga mempersiapkan sedemikian rupa untuk memberi fasilitas kepada jamaah. Itu dilakukan supaya jamaah mendapatkan ketenangan, kenyamanan dan kenikmatan melaksanakan I’tikaf di masjid. Pengurus takmir menyediakan ruang ibadah yang nyaman, penerangan memadai, serta air minum yang cukup.

Dan yang tidak tertinggal yang pengurus lakukan adalah menyediakan makan sahur. Ini dilakukan supaya jamaah tidak repot harus membawa bekal makan sahur dari rumah, sehingga ibadahnya fokus. Demikian juga mereka yang jauh jaraknya ke masjid, bisa melanjutkan solat subuh berjamaah di masjid.

Semua itu tentu dilakukan umat muslim untuk bisa meneladani Rasulullah Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam. Mari kita berusaha sekuat tenaga untuk mengamalkannya.

Begitulah teladan hidup kita di  10 akhir Ramadaan. Lalu bagaimana dengan kita  ?

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo