Detail Berita:
SMAMDA.SCH.ID - Perjalanan panjang dan penuh perjuangan Suwidianti akhirnya membuahkan hasil yang manis. Guru matematika SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo ini berhasil meraih juara Spesial Award 7 dalam kompetisi Muhammadiyah Education (ME) Award 2024 di Universitas Muhammadiyah Malang berkat inovasi media ajarnya yang unik, Ahad (20/10/2024).
Nama media yang dilombakan adalah Baret Argometri. Singkatan dari Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri. Media ini merupakan pembelajaran interaktif yang dirancang khusus untuk materi barisan dan deret Aritmatika serta Geometri. Tujuan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep matematika tersebut secara visual dan interaktif.
Perempuan yang akrab dipanggil Dian ini menceritakan bahwa, media tersebut dirancang untuk kelas X, fase E. Dia menambahkan bahwa siswa di tingkat ini merupakan generasi digital native yang tidak lepas dengan teknologi. Maka strategi berdiferensiasi harus memenuhi kebutuhan belajar siswa.
“Berdasarkan hasil asesmen diagnostik non-kognitif, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Penyebabnya karena metode maupun media pembelajaran kurang menarik”, ujar ibu tiga anak ini.
Dian melanjutkan, asesmen diagnostik kognitif menunjukkan bahwa hasil pemahaman siswa terhadap materi barisan dan derert aritmatika dan geometri masih rendah. “Oleh karena itu, media interaktif ini dibuat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa pada materi barisan dan deret,” tambahnya.
Penggunaan Baret Argometri
Proses pembuatan Baret Argometri dilakukan melalui lima tahap dengan menggunakan aplikasi Articulate Storyline 3. Pertama, membuat aset-aset visual dan komponen interaktif yang diperlukan. Kedua, menyusun konten dalam bentuk storyboard untuk mengatur alur pembelajaran dan memastikan kelengkapan materi. Ketiga, mengolah konten dan mengembangkan di Articulate Storyline 3, kemudian menambahkan aset visual, animasi, dan interaksi. Keempat, media di-publish dalam format HTML5, sehingga siswa mudah mengakses melalui berbagai perangkat digital. Kelima, media diterapkan oleh siswa sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat diakses secara mandiri atau dalam kelompok kecil.
Hasilnya siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu aktivitas meningkat, dibuktikan siswa lebih banyak bertanya, berinteraksi, dan mencoba memahami konsep-konsep yang disajikan. “Siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, karena pendekatan yang lebih visual dan interaktif,” papar Dian.
Guru PembaTIK tersebut, merasa bersyukur dan senang. Walaupun hasilnya belum maksimal, namun dia terus merefleksikan proses pembuatan media ini. Dian akan terus mengembangkan Baret Argometri agar dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi siswa di masa depan. “Saya percaya bahwa dengan peningkatan dan evaluasi yang berkelanjutan, media ini dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam membantu siswa memahami konsep matematika”, pungkasnya.
Editor : Moh. Ernam