Detail Berita:
Dari Kalimantan Tengah yakni Kabupaten Sukamara, ke Sidoarjo Jawa Timur Khairuddin Dase Durasid rela menempuh lebih dari 530 kilometer demi menghadiri wisuda putrinya di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Kamis (9/5/2024).
Khairuddin menyampaikan dari tempat tinggalnya menuju Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya harus menempuh perjalanan darat selama lebih dari sepuluh jam.
Ia menambahkan setelah menempuh jalur darat itu baru terbang ke Bandara Juanda bersama anak sulungnya Salsanarizqa Putri Makharani pada Rabu (8/5/2024). Setelah kegiatan pembelajaran berakhir beberapa waktu lalu, Salsa pulang ke kampung halaman. Ia baru kembali lagi ke sekolah sehari sebelum wisuda digelar.
Salsa adalah salah satu siswi yang mengikuti program Boarding School di Smamda Sidoarjo. Ia belajar sejak Juli 2021 hingga tuntas tahun ini.
Khairuddin menegaskan betapa pentingnya pendidikan bagi keluarganya. “Saya selalu berusaha memberikan dukungan penuh pada putri saya untuk meraih cita-citanya. Perjalanan jauh bukanlah halangan bagi kami untuk bersama-sama merayakan pencapaian Salsa,” ujarnya penuh semangat.
Mandiri dan Percaya Diri
Aparatur sipil negara (ASN) Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Sukamara itu menjelaskan putri pertamanya itu sudah sangat mandiri. Ia terlatih jauh dengan keluarga sejak SMP.
Ketika ditanya Kepala Smamda Sidoarjo Muhammad Zainul Arifin tentang apakah ada perubahan pada anaknya, Khairuddin menjawab, “Alhamdulillah anaknya semakin mandiri dan percaya diri.”
Ia menuturkan, waktu di rumah putrinya juga sering membantu orang tua. “Di rumah juga sering membantu orang tua tanpa harus disuruh,” tuturnya.
Saat SMP kakak pertama dari empat bersaudara itu sekolah di Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Ia juga tergabung di salah satu sekolah Islam tersohor di kota itu dengan program boarding school.
“Saat SMP jarak dari Sukamara ke Barito Kuala perjalanan lebih dari tiga belas jam. Awal-awal bundanya yang tak tega melepas belajar jauh tapi sekarang sudah terbiasa,” ungkap pria lulusan Universitas Brawijaya itu.
Saat ditemui PWMU.CO Kamis (9/5/2024) setelah acara selesai, Salsa masih tetap ceria meskipun datang tanpa kehadiran sang bunda, Preti Mahrita, yang harus tetap tinggal di rumah untuk mendampingi sang adik yang tengah menghadapi ujian sekolah.
IPM dan Smamda Voice
Saat di Smamda, perempuan yang lahir di bulan Februari 2006 itu aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Paduan Suara Smamda Voice.
Darah Muhammadiyah peraih gold medal pada International Brawijaya Choir Festival 2022 itu datang dari para leluhurnya. Kakeknya Haji Dase Durasid adalah Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Tengah periode 1985-1990 sedangkan ayahnya Khairuddin Dase Durasid saat ini sebagai anggota Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sukamara.
Bersama Smamda Voice ia juga berhasil meraih berbagai kejuaran dan tampil di berbagai tempat salah satunya di Gedung Negara Grahadi bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (17/8/2022). (baca Suara Siswa Smamda Mengguncang Grahadi).
Di tahun 2023 bersama tim yang sama perempuan kelahiran Palangkaraya itu meraih tiga gold medal pada ajang Bali Internationa Choral Festival (BICF) dengan dua kategori yaitu Folksong dan Teenager. Lagu yang dinyanyikan untuk kategori Folksong adalah Ahtoi Porosh, lagu daerah suku Dayak Kalimantan dan Luk Luk Lumbu, lagu daerah dari Banyuwangi. (baca Smamda Voice Raih Tiga Gold Medal Kompetisi Internasional). (*)
Sumber Berita : PWMU.CO