Belajar Hipnoterapi untuk Healing

Pratiwi | 12 Desember 2022

Detail Berita:

“Tarik nafas yang dalam, hembuskan perlahan-lahan.. Tarik nafas lebih dalam lagi.. Hembuskan .. . Sekarang bayangkan ibu berada di tempat yang nyaman…sangat sangat nyaman, ibu merasa rileks sekali dan ibu hanya bisa mendengar suara saya”. Demikianlah salah satu cuplikan sesi hipnoterapi yang dilakukan oleh bapak Fadly Yulianto dari Indonesian Safe House. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara sosialisasi pencegahan kekerasan seksual pada anak yang digagas oleh Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah Jawa Timur yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia serta Lembaga Indonesian Safe House.  

Sejumlah elemen masyarakat turut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan pada hari sabtu (10/12/2022). Beberapa diantaranya adalah tenaga pendidik mulai dari tingkat TK hingga Universitas Muhammadiyah yang ada di kabupaten Sidoarjo, PDM Aisyiyah Sidoarjo, PDM Nasyiatul ‘Aisyiyah Sidoarjo, PDM IPM Sidoarjo, PC Muslimat dan Fatayat NU Sidoarjo, serta pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah yang ada di Sidoarjo. Sebanyak 100 orang peserta antusias mengikuti kegiatan yang diadakan di Auditorium Nyai Walidah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.

Kegiatan ini diawali dengan pengarahan dari staf khusus Menteri Sosial Republik Indonesia, Bapak Faozan Amar. Beliau menginformasikan bahwa tingkat kekerasan seksual di Indonesia cukup memprihatinkan. “Banyak kasus yang terjadi dikarenakan faktor ekonomi dan tingkat kebodohan”, imbuh beliau. Yang mengalami kekerasan seksual pun tidak hanya anak perempuan, namun juga anak laki-laki. Dari data terakhir sebanyak kurang lebih 17 ribu anak mengalami kekerasan seksual, 15 ribu adalah anak perempuan dan sekitar 2 ribu adalah anak laki-laki.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pengarahan dari Bapak Fadly Yulianto, perwakilan dari Indonesian Safe House, yang turut mendemonstrasikan penanganan dampak kekerasan melalui hipnoterapi relaksasi. Metode ini bisa menjadi salah satu cara untuk menyembuhkan diri dan mengatasi dampak traumatis pada korban kekerasan. Dengan memberikan sugesti atau kata-kata positif dan diiringi alunan musik instrumental maka akan memberikan suasana yang tenang dan syahdu sehingga para korban bisa merasa nyaman dan aman. Selain itu metode ini dapat diaplikasikan ke diri sendiri, keluarga maupun rekan sejawat agar tubuh kita merasakan rileks dan nyaman.

Bapak Fadly menyatakan bahwa kekerasan yang terjadi lebih dikarenakan adanya abuse power (penyalahgunaan kekuasaan/jabatan). Sering kali kasus yang terjadi di lingkungan rumah atau sekolah dilakukan oleh orang yang memiliki kuasa atas anak. Dari keluarga bisa saja ayah, paman, kakek. Sedangkan di lingkungan pendidikan bisa saja oleh guru/dosen/pengawas santri. Beliau menambahkan para pelaku biasanya akan memberikan ancaman dan melakukan kekerasan serta intimidasi agar perbuatan mereka tidak diketahui oleh orang lain.

Terdapat beberapa dampak yang bisa muncul dari kekerasan seksual ini. Yang pertama adalah dampak yang terjadi bagi si korban yaitu mereka mengalami gangguan fisik dan kesehatan, masalah emosional dan psikologis serta masalah dalam hubungan bersosialisasi. Dan yang kedua adalah dampak panjang secara keseluruhan yaitu  menurunkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Hal ini  dikarenakan kasus ini terjadi pada anak-anak, dimana mereka adalah tulang punggung dan masa depan Indonesia. Oleh sebab itu salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pencegahan sejak dini dengan mengenali tanda-tanda dari kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya maupun mengatasinya. Pendidikan di lingkungan keluarga sangatlah berperan penting, terutama mulai mengenalkan sex education/pendidikan seks kepada anak.

Saat ini sex education bukanlah merupakan hal yang tabu. Dengan mengenalkan istilah yang berhubungan genital atau alat kelamin, maka diharapkan pemikiran anak-anak akan terbuka. Anak-anak harus bisa mengenali diri mereka, area mana dari tubuh mereka yang boleh mereka pegang maupun yang tidak boleh dipegang oleh orang lain. Begitu pula dengan jenis penyakit kelamin yang bisa muncul juga sangat perlu disampaikan agar mereka bisa mengambil pelajaran dan berusaha menghindarinya.

Menurut ketua pelaksana, Aini Sukriah, M.Pd.I, menyatakan bahwa kita sebagai bagian dari masyarakat harus bisa menempatkan diri dan bisa memberikan kontribusi jika ada kasus yang terjadi di sekitar kita, salah satunya adalah kekerasan seksual pada anak-anak. Diharapkan dari kegiatan ini, peserta dapat mengetahui gejala-gejala apa saja yang terjadi jika terdapat kekerasan seksual pada anak dan langkah apa yang harus dilakukan. Semua elemen harus bisa bekerja sama, namun yang paling utama adalah melalui kegiatan ini peserta bisa mengaplikasikannya ke lingkungan terdekat yaitu keluarga, sekolah untuk kemudian ke masyarakat. (Tiwi)

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo