Oshini Aluthgama, seorang mahasiswi dari Sri Lanka, hadir di Indonesia, secara khusus di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo untuk menjalankan misi pengabdian lintas negara. Oshini Aluthgama, seorang mahasiswi dari Sri Lanka, hadir di Indonesia, secara khusus di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo untuk menjalankan misi pengabdian lintas negara.

AIESEC Bawa Napas Global untuk Murid Smamda Sidoarjo

Khoirul Umam | 15 Agustus 2025

Detail Berita:

 

SMAMDA.SCH.ID — Di balik senyum hangat dan sorot mata yang penuh semangat, Oshini Aluthgama, seorang mahasiswi dari Sri Lanka, hadir di Indonesia, secara khusus di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo untuk menjalankan misi pengabdian lintas negara. Sebagai salah satu Exchange Participant (EP) dalam program sukarelawan internasional Association Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales (AIESEC). Sebuah organisasi non-pemerintah dan nirlaba yang sepenuhnya dijalankan oleh pemuda untuk pemuda. Oshini memilih Indonesia sebagai tempat berbagi ilmu, nilai-nilai kemanusiaan, dan harapan bagi generasi muda.

Selama tujuh pekan, mulai dari 13 Juli hingga 26 Agustus 2025, gadis manis berusia 21 tahun ini menjalankan kegiatan sukarelawan di Smamda Sidoarjo, sebuah sekolah swasta unggulan yang telah lama menjalin kemitraan internasional melalui AIESEC. Oshini melakukan semua kegiatan dengan penuh dedikasi, mengajar Bahasa Inggris, memperkenalkan budaya Sri Lanka, dan menanamkan wawasan global kepada murid Smamda.

Keputusan Oshini untuk bergabung dalam AIESEC bukanlah hal yang impulsif atau spontan. Mahasiswi jurusan Psikologi ini menyadari pentingnya peran pemuda dalam menciptakan dunia yang inklusif dan damai. Baginya, menjadi bagian dari AIESEC adalah bentuk nyata dari prinsip kepemimpinan global dan tanggung jawab sosial terhadap sesama manusia.

“Saya ingin merasakan hidup di negara yang berbeda, berinteraksi dengan budaya baru, dan menjadi bagian dari perubahan positif, meski kecil. Indonesia memberikan saya kesempatan itu,” ujarnya dalam sebuah wawancara di sela-sela kegiatan mengajar.

Setiap pagi, Oshini tampak antusias memasuki kelas-kelas di Smamda Sidoarjo. Ia mengajar Bahasa Inggris dengan pendekatan interaktif, seperti bermain peran, diskusi kelompok, mini-debat, hingga kuis digital. Materi ajarnya tidak hanya fokus pada grammar dan vocabulary, tetapi juga menumbuhkan keberanian murid untuk berbicara dan berpikir kritis.

“Miss Oshini membuat kelas jadi seru dan bikin kami lebih percaya diri ngomong pakai Bahasa Inggris,” kata Farah, siswi kelas XII.1. “Dia sering memberikan games, debat kecil, dan cerita tentang budaya Sri Lanka. Hal itu menjadikan kami sadar bahwa belajar Bahasa Inggris bisa menyenangkan,” tambahnya.

Warga Dunia
Oshini mendorong murid untuk berpikir sebagai warga dunia. Ia sering mengaitkan pelajaran dengan isu-isu dunia seperti perdamaian, toleransi, perubahan iklim, serta pentingnya suara pemuda dalam membawa perubahan global.

Murid Smamda juga terlihat antusias mempelajari budaya Sri Lanka. Dalam beberapa kesempatan, mereka membandingkan budaya Indonesia dan Sri Lanka, menciptakan ruang dialog yang inklusif dan membuka cakrawala berpikir.

Selain mengajar, Oshini secara aktif memperkenalkan budaya negaranya. Ia bercerita tentang bahasa, makanan khas, pakaian tradisional, dan kebiasaan sosial di Sri Lanka. Cerita-cerita ini membawa nuansa baru di ruang kelas, membuat murid merasa seperti menjelajah dunia dari dalam sekolah mereka sendiri.

“Saya ingin murid Indonesia melihat bahwa dunia ini luas dan indah. Kita berbeda, tapi bisa saling menghargai,” ungkap Oshini.

Meski terlihat selalu ceria dan terbuka, perjalanan Oshini sebagai relawan tidak selalu mudah. Ia harus beradaptasi dengan berbagai hal: cuaca yang berbeda, ritme hidup baru, dan terutama bahasa serta makanan lokal. Hal yang paling menantang adalah pola makan, karena Oshini tidak mengonsumsi daging sapi, udang, dan kambing.

Selain itu, ia juga harus menyeimbangkan antara tugas relawan di Smamda dengan kuliah daring yang tetap harus diikutinya dari universitas di Sri Lanka. Rasa rindu akan keluarga dan kampung halaman juga menjadi tantangan tersendiri.

“Tapi saya memilih untuk belajar dan beradaptasi. Saya belajar beberapa kata Bahasa Indonesia, mencoba makanan lokal dengan hati-hati, dan selalu bertanya jika tidak mengerti. Itu bagian dari pertumbuhan saya sebagai manusia global,” tuturnya dengan bijak.

Ia juga belajar tentang pentingnya kesabaran dan empati, terutama ketika menghadapi murid yang pemalu atau belum terbiasa menggunakan Bahasa Inggris. Melalui pendekatan yang sabar dan personal, Oshini berhasil menciptakan ruang belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan.


Program AIESEC bukan hanya tentang pertukaran pelajar, tetapi juga pertukaran nilai, perspektif, dan harapan. Oshini telah menunjukkan bahwa batas negara bukanlah penghalang untuk saling menginspirasi, memahami, dan tumbuh bersama.

Smamda Sidoarjo menyambut kehadiran Oshini dengan tangan terbuka sebagai bagian dari upaya membangun generasi muda yang berpikir global dan bertindak lokal. Selama tujuh pekan pengabdiannya, Oshini tidak hanya mengajar Bahasa Inggris, tapi juga mengajarkan arti keterbukaan, semangat belajar, dan pentingnya menjadi warga dunia yang peduli pada lingkungan.


Editor : Khusnul Isa

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo