Detail Berita:
Rangkain kegiatan Program Sekolah Penggerak (PSP) sampai dengan saat ini sudah berlangsung hingga kesekian kali. Termasuk kegiatan penguatan komite pembelajaran ke-3 yang didampingi oleh dua pelatih ahli yang akrab dipanggil bu Ernesta dan bu Lestariningsih. Kegiatan ini diselengarakan oleh PPPPTK PKn dan IPS. Bentuk kegiatan berupa pendampingan sekaligus penguatan oleh pelatih ahli. Setiap sekolah menyampaikan berbagai pengalaman, kendala, dan pengembangan, serta implementasi pembelajaran dengan paradigma baru. Kegiatan ini diikuti oleh pelatih ahli, pengawas sekolah kepala sekolah program sekolah penggerak, perwakilan guru yang mengikuti diklat komite pembelajaran.
Pembahasan kegiatan penguatan komite pembelajaran yang ke-3 ini fokus pada topik merancang dan memandu refleksi suatu kegiatan maupun dalam pembelajaran. Di sekolah refleksi wajib dilakukan oleh kepala sekolah terkait manajemen, sedangkan guru, refleksi dilakukan pada kegiatan pembelajaran. Refleksi pembelajaran merupakan pemberian umpan balik atau penilaian dari peserta didik terhadap guru setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Refleksi hendaknya dilakukan secara jujur dan tanpa tekanan sehingga dapat digunakan untuk mengekspresikan kesan konstruktif, pesan, harapan, dan kritik terhadap pembelajaran yang telah diterima peserta didik kepada guru.
Menurut Lestariningsih salah seoarang pelatih ahli menjelaskan kegiatan refleksi diri merupakan kegiatan yang memberikan banyak manfaat dalam pengembangan profesionalisme guru. Manfaat utama yakni membantu guru dalam memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri, profesi dan bagaimana mereka dapat menjadi guru yang efektif, efisien, dan membuat siswa berhasil dalam belajar. Di samping itu, refleksi diri juga dapat membantu guru untuk mengeskplorasi potensi-potensi yang ada dalam diri, memperbaiki kelemahan dan mencari solusi-solusi yang mereka butuhkan untuk pengembangan profesi mereka. Refleksi diri memberikan kontribusi yang tinggi untuk membantu guru dalam upaya pengembangan profesionalismenya, dan dampak berikutnya tentu saja akan memberikan pengaruh yang positif terhadap efektivitas kegiatan belajar-mengajar di kelas yang bermuara pada peningkatan kompetensi peserta didik sehingga dapat mencetak peserta didik yang memiliki kemampuan sesuai dengan perkembangan zaman.
Refleksi bisa diterapkan dengan berbagai cara diantaranya refleksi dengan lisan, refleksi melalui jurnal, refleksi dengan video, refleksi menggunakan catatan bisa juga dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang lebih menarik. Ernesta menjelaskan ada banyak model dalam melakukan refleksi, salah satu model refleksi yang dapat diterapkan yakni 4F: Fact, Feeling, Finding, Future. (1) Fact: Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembekalan pada hari ini? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran hari ini?; (2) Feeling: Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut?; (3) Finding: Ceritakan yang anda pelajari pada hari ini? Elaborasi cerita Anda dengan pembelajaran yang paling berkesan?; (4) Future: Ceritakan manfaat pembelajaran pada hari ini untuk peran Anda di sekolah. Harapannya semua guru sekolah penggerak harus melaksanakan refleksi secara optimal.
Pentingnya melakukan refleksi juga didasarkan pada pesan Allah SWT. yaitu setiap manusia dianjurkan untuk selalu bercermin atau muhasabah diri. Hal ini dikuatkan dalam ayat Alquran yaitu
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr :18).
Dari terjemahan tersebut, jelas sekali Allah SWT meminta orang-orang yang beriman untuk merefleksi diri agar selalu menjadi diri yang lebih baik dari waktu ke waktu sebagai bekal hari esok di akhirat.