Seorang siswa tak kuasa menahan haru saat menulis surat kepada kedua orang tuanya di acara Synergy Building 2024 Smamda Sidoarjo, Jumat (13/9/2024). (Dian Arif Fajar/smamda.sch.id) Seorang siswa tak kuasa menahan haru saat menulis surat kepada kedua orang tuanya di acara Synergy Building 2024 Smamda Sidoarjo, Jumat (13/9/2024). (Dian Arif Fajar/smamda.sch.id)

Muhasabah Diri, Menyentuh Hati Antarkan Kesuksesan Siswa

Siti Agustin | 17 September 2024

Detail Berita:

SMAMDA.SCH.ID – Isak tangis para siswa mulai terdengar saat lagu Virgeon “Saat Kau telah Mengerti” diputar panitia. Wali kelas dan guru Bimbingan Konseling (BK) yang mendampingi mereka sibuk memberikan kertas tisu dan menenangkannya. Ini terjadi saat sesi ‘Muhasabah Diri’ dalam Synergy Building Smamda Sidoarjo pukul 21.00 WIB di Padepokan Cahaya Purnama (PCP), Jumat (13/9/2024). 
Lagu Virgeon ini berkisah orang tua yang ingin memberikan pesan dan pemahaman anaknya tentang semua yang dilakukannya adalah untuk kebaikan anaknya. Bagaimana orang tua memberikan nasehat ataupun teguran keras kepada anaknya hanyalah agar ia terbentuk kuat dan hebat. “Tak lain demi kesiapan anak dalam menghadapi kehidupan berat. Suatu saat tanpa kehadiran orang tua di sisinya,” ujar Riana Wulaninngrum.

Tim Muhasabah Diri yang dikomandani Riana Wulanningrum bersama Fuad Syukri Zein menggunakan lagu Virgeon sebagai musik pengiring. Ini saat siswa menuliskan ungkapan hatinya terhadap orang tuanya. “Dengan bantuan lagu yang memuat pesan orang tua kepada anaknya, siswa-siswa disentuh kelembutan hati nuraninya. Bisa jadi mereka berada dalam lingkaran masalah dalam keluarga, terutama dengan orang tuanya,” tambah perempuan yang biasa dipanggil Bunda Riana ini.
Semua siswa menulis ungkapan hati dan perasaan mereka. Bisa jadi sedih, senang, atau bahagia. “Tentu saja mereka akan mengungkapkan perasaannya dalam bentuk tulisan. Bahkan ada yang tak sanggup menuliskan kata-kata hatinya, karena merasa terlalu banyak dosa,” ungkap Bunda Riana.

Ungkapan Hati Siswa
Namun ada siswa yang sudah yatim piatu, seperti Nur Raihan Ramadhan –salah satu siswa XII-2– juga menuliskan ungkapan hatinya kepada Ayah dan Mamanya. Walaupun ungkapan hatinya ini hanya akan menjadi tulisan yang tak akan dibaca orang tuanya. Keduanya telah tiada karena sakit yang diderita. Tapi Raihan yakin, Allah akan menyampaikan ungkapan hatinya ini kepada Ayah dan Mamanya.
Inilah ungkapan hati Raihan –aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Smamda ini– untuk Ayah dan Mamanya yang disampaikannya kepada penulis:  
“Hai Ayah, Hai Mam! 
Mama sama Ayah di sana sudah sehat, kan?  
Mama sama Ayah di sana lagi senang-senang kan?
Pasti!
Adik Raihan sekarang sudah bahagia kok!
Adik juga sudah lega bisa membayangkan Ayah sama Mama sehat kembali dan bugar kembali di sana. Adik tak suka soalnya kalau lihat Mama sama Ayah sakit-sakitan terus. Adik juga terima kasih sekali sama Ayah sama Mama, selama sakit sudah berjuang lumayan lama untuk menemani adik terus. 
Mama sama Ayah tak perlu merasa bersalah  ke adik, karena selalu berpikir merepotkan adik yang harus mengurus Mama sama Ayah.
Justru adik bersyukur dengan merawat Mama sama Ayah sakit dulu, adik jadi bisa lebih mandiri sekarang.”
Selanjutnya ungkapan hati para siswa ini tidak disimpan oleh sekolah. Seperti tahun kemarin, sekolah akan menyampaikan ungkapan hati anak-anak kepada orang tuanya saat penerimaan rapor. “Ternyata hal tersebut berdampak pada orang tuanya,” lanjut Bunda Riana.
Tahun lalu banyak orang tua yang memberikan apresiasinya kepada sekolah. Jika sebelumnya jarang berkomunikasi dengan anaknya, berubah akrab. Para orang tua itu syok begitu tahu ungkapan hati anak-anaknya. Mereka tak menyangka ungkapan hati anak-anaknya sedemikian rupa. “Jadinya mereka berkumpul di tempat parkir mobil dan menangis ‘berjamaah’. Merasa belum sempurna menjadi orang tua anak-anaknya,“ urai Bunda Riana. 

Namun  pendekatan relijius tetap dilakukan. Selain lagu, Tim Muhasabah Diri juga mengingatkan anak-anak tentang doa anak kepada orang tuanya. Secara kolosal doa diucapkan Riana dengan penuh perasaan. Rabbighfirlii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa. 

Mendengarkan doa untuk orang tua ini, anak-anak semakin tersentuh hatinya. Rasa haru mendalam membuat anak-anak ingat orang tua masing-masing. Termasuk kerinduan terhadap orang tuanya yang sudah tiada. “Semoga dengan muhasabah seperti ini, anak-anak menjadi lebih baik.  Mudah bagi mereka meraih kesuksesan yang diimpikannya,“ ujar Bunda Riana mengakhiri penjelasannya.


Editor    : Moh. Ernam

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo