346 Murid Smamda Outing Class, Mengangkat Kearifan Lokal Kerajaan Majapahit

Detail Berita:

346 murid Smamda (SMA Muhammadiyah 2) Sidoarjo, melaksanakan kegiatan Outing Class ke Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (1/2/2023). Destinasi yang dikunjungi ada tiga tempat: Museum Trowulan, Candi Tikus, dan Candi Brau. Ketiga tempat ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. 

Guru Pembimbing P5 Naily Zahrotul Fitriani, mengatakan kegiatan yang diikuti siswa kelas X ini merupakan perwujudan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dengan mengambil tema Kearifan Lokal, murid-murid berkampanye dengan membuat video tempat-tempat bersejarah.

Dia menjelaskan, kegiatan ini dilakukan bertujuan agar para murid mengetahui sejarah dan budaya di Kota Onde-Onde ini. “Dengan demikian murid-murid lebih memahami bahwa Mojokerto adalah kota yang memiliki cerita sejarah yang sangat masyhur,” katanya. 

Para murid antusias mengikuti kegiatan ini seperti diungkapkan Fairus Azzahra murid kelas X-6: “Seru sekali, pembelajaran kali ini. Saya bangga dan sangat takjub kepada Raja Majapahit yang memiliki peninggalan begitu luar biasa,” ucapnya. 

Begitu juga dengan Muhammad Wahyu murid kelas X-5, dia mengagumi Candi Brau yang gagah perkasa dengan arsitek yang sangat unik. 

 

Naily menjelaskan, sebelum diajak ke sini, murid-murid belajar tentang jenis-jenis kearifan lokal yang menjadi kebanggaan dari daerah masing-masing. Mulai kearifan lokal jenis makanan, tari-tarian, hingga permainan tradisional.

“Setelah murid mengenali kearifan lokal di beberapa daerah diharapkan muncul rasa tertarik, menjaga, dan melestarikannya,” katanya. 

Pembekalan materi-materi dalam bentuk diskusi, permainan, mencari hingga menganalisis data sudah mereka terima. Menurut Naily, agar tercapai kompetensi dalam diri murid-murid, diperlukan pembelajaran secara kontekstual. 

“Maka sangatlah tepat jika Smamda Sidoarjo mengadakan kegiatan ini. Harapan tersebut terangkum dalam tajuk Menjadi Generasi Muda Tanggap Hasanah Lokal.

Tidak hanya pada kunjungan ke lokasi, mereka lalu membuat video yang menarik. Murid-murid sangat antusias membuat video di tengah terik matahari. Mereka berkelompok menyebar mencari situs-situs yang menarik. 

Para murid bersama kelompok melakukan kampanye kearifan lokal. Kegiatan tersebut merupakan tantangan tersendiri bahwa mereka harus bisa mempresentasikan karya di depan ayah bundanya saat pelaporan hasil belajar nanti. Selain itu, karya mereka wajib diunggah di sosial media mereka, baik Instagram, TikTok, dan lain-lain.

sumber berita : PWMU.CO