Detail Berita:
SMAMDA.SCH.ID - Sebanyak 46 guru bahasa Inggris yang tergabung dalam Muhammadiyah International Class Orientation (M-ICO) mengikuti kegiatan teacher training yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen-PNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Acara ini bekerja sama dengan American College Test (ACT) dan dilaksanakan di Aula Nyai Walidah SMAMDA Sidoarjo, Sabtu, (11/1/2025).
Any Sulianti, Direktur Pengembangan Bisnis ACT untuk Indonesia, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diadakan setiap enam bulan sekali. "Kami ingin semua guru, baik dari program EPP maupun GAC, dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengikuti berbagai teacher training yang kami selenggarakan," ujarnya.
Para peserta kegiatan ini berasal dari berbagai sekolah, termasuk yang berada di luar Jawa Timur, seperti SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (Muhi). Acara bertajuk "From Chalkboard to Bot" ini menghadirkan guru-guru pengajar English Proficiency Program (EPP) dan Global Assessment Certificate (GAC) jenjang SMP hingga SMA untuk mengikuti pelatihan yang difokuskan pada penerapan teknologi AI dalam pengajaran bahasa Inggris.
Acara dibuka oleh perwakilan Dikdasmen dan PNF PWM Jawa Timur, Burhanuddin. Ia mengungkapkan harapannya agar kemampuan guru bahasa Inggris Muhammadiyah dapat ter-upgrade dalam penggunaan AI. "Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan guru dalam menggabungkan teknik mengajar konvensional dengan teknologi AI," kata Burhanuddin.
Berbasis AI
Teacher training ini dipandu oleh dua narasumber berkompeten, Irfan D. Yulianto dan M. Ihwanudin, yang menyampaikan materi secara menarik. Guru-guru diajak untuk mengintegrasikan metode konvensional dengan penggunaan AI dalam proses belajar-mengajar. "Old but gold" menjadi istilah yang menggambarkan pentingnya teknik konvensional yang tetap relevan di era digital ini.
Metode pengajaran konvensional yang dibahas dalam pelatihan meliputi pendekatan yang berfokus pada hubungan emosional dan sosial antara guru dan siswa, serta penggunaan metode Socratic yang mendorong tanya jawab dan diskusi kritis. Selain itu, pengalaman langsung di kelas juga dianggap sebagai elemen penting dalam proses belajar. Para peserta juga diperkenalkan dengan beberapa alat gamification berbasis AI, seperti Quizlet, Slido, Quizizz, dan Kahoot, yang dapat membantu membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan.
Icha, salah satu peserta dari SMP Muhammadiyah 3 Waru, mengungkapkan antusiasmenya terhadap pelatihan ini. "Kegiatan ini sangat bagus karena selain menguasai AI yang dapat diimplementasikan di kelas, kita juga diajarkan bagaimana cara menyampaikan materi yang membangun hubungan bermakna dengan siswa," tuturnya.
Retno Nurlilawati -guru Smamda Sidoarjo- berpendapat, "Saya sangat senang dengan pelatihan ini. Namun saya butuh waktu lagi untuk mendalami lebih dalam penggunakan materi yang telah diberikan. Terutama mengenai AI tadi," ujar Retno.
Semoga ilmu yang didapat memberikan manfaat bagi kemajuan Indonesia.
Editor : Moh. Ernam