Ahmad Zuhdi (baju hitam) saat menyampaikan materi tentang Manhaj Tarjih pada Kajian Ramadan Smamda Sidoarjo,  Kamis (13/03/2025). (arif-ghulam/smamda.sch.id) Ahmad Zuhdi (baju hitam) saat menyampaikan materi tentang Manhaj Tarjih pada Kajian Ramadan Smamda Sidoarjo, Kamis (13/03/2025). (arif-ghulam/smamda.sch.id)

Smamda Sidoarjo Tingkatkan Kapasitas Guru dan Karyawan dengan Pendalaman Manhaj Tarjih Muhammadiyah

Muhammad Mauludy Falaakhy | 14 Maret 2025

Detail Berita:


SMAMDA.SCH.ID – SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas keislaman dan kemuhammadiyahan bagi guru dan karyawan, Kamis (13/03/2025). Kegiatan ini  dikemas dalam Kajian Ramadan sebagai upaya berkelanjutan sekolah untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan di kalangan guru dan karyawan.

Acara yang berlangsung di auditorium Nyai Walidah Smamda Sidoarjo ini mengusung tema "Internalisasi Nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan untuk Amal Usaha Muhammadiyah yang Berkemajuan." Kegiatan ini diinisiasi oleh wakil kepala sekolah bidang Ismuba (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab), sebagai bagian dari program pengembangan spiritual di bulan Ramadan.

Pemateri pertama dalam kegiatan ini adalah Achmad Zuhdi, dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Ia juga menjabat sebagai Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Zuhdi menjelaskan secara mendalam tentang Manhaj Tarjih Muhammadiyah.

Ada empat karakter utama ijtihad dalam Manhaj Tarjih Muhammadiyah. Pertama. Manhaj Tarjih tidak berafiliasi dengan mazhab tertentu. “Muhammadiyah menghormati semua mazhab dan menganggap imam mazhab sebagai guru,” ujar Zuhdi.
Konsekuensinya bagi Muhammadiyah, semua mazhab dipelajari dan dipahami. Contohnya, Muhammadiyah menerima zakat berupa uang (mazhab Hanafi), mengumandangkan adzan Jumat satu kali (mazhab Syafi'i), dan tidak menggunakan qunut saat shalat Subuh (mazhab Hambali).
Karakter kedua adalah bersifat terbuka. Warga Muhammadiyah boleh mengkritik putusan Tarjih yang tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT). Proses penentuan putusan Tarjih melalui beberapa tahap, wacana, usulan fatwa, dan musyawarah nasional (munas). “Munas merespons isu zaman dan merumuskan solusi masalah keagamaan,” tambah Zuhdi.
Karakter ketiga adalah Tolerans. HPT bukan harga mati dan dapat diubah. Majelis Tarjih menghormati pendapat lain dengan sopan santun, tidak menganggap diri paling benar, dan tidak mudah menyalahkan atau mengkafirkan pendapat yang berbeda. Dan karakter keempat adalah memberikan kemudahan. “Manhaj Tarjih berprinsip bahwa agama memberikan kemudahan. Pelaksanaan perintah agama harus mudah dan sesuai kemampuan,” tegas Zuhdi.

Saat sesi tanya jawab, guru dan karyawan Smamda sangat antusias mengajukan pertanyaan seputar permasalahan sehari-hari di sekolah. Seperti hukum berjabat tangan dengan siswa lawan jenis dan masa iddah bagi guru yang ditinggal wafat suami. Zuhdi memberikan jawaban yang komprehensif dan solutif, berdasarkan prinsip-prinsip Manhaj Tarjih Muhammadiyah.


editor : Moh. Ernam

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo