Andjarwati Noordjanah (kanan) menjelaskan hasil pewarnaan daun dari kain hasil dari karya Alfi Faridian, Kamis (10/10/2024). (Naily Zahrotul Fitriani/smamda.sch.id) Andjarwati Noordjanah (kanan) menjelaskan hasil pewarnaan daun dari kain hasil dari karya Alfi Faridian, Kamis (10/10/2024). (Naily Zahrotul Fitriani/smamda.sch.id)

Workshop P5 Guru-guru Smamda Sidoarjo Membuat Batik Ecoprint

Naily Zahrotul Fitriani | 11 Oktober 2024

Detail Berita:


SMAMDA.SCH.ID – SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menggelar workshop Ecoprint. Mencetak motif pada kain menggunakan daun, bunga, batang sehingga menghasilkan gambar unik dan organik. Kegiatan ini diikuti oleh guru pengampu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di ruang briefing, Kamis (10/10/2024).
“Ecoprint merupakan olah seni  dengan cara mencetak bahan-bahan dari alam. Yaitu bagian-bagian dari pohon seperti daun, bunga, ranting, batang, kulit kayu, dan akar,” ujar Andjarwati Noordjanah
Perempuan pegiat Ecoprint ini menjelaskan bahwa media yg bisa digunakan adalah kain, kayu, keramik, batu, kertas, kulit Binatang, dan cangkang telur. “Jika menggunakan media kain, wajib menggunakan kain yang berbahan dasar serat alam. Tujuannya agar lebih bisa menyerap tanin dari daun batang akar bunga,” lanjut Bu Andjar.

Proses membuat kain ecoprint dan di media yang lain hampir sama. Langkah pertama adalah menscoring media yang akan digunakan. Kemudian dibilas dan lanjut ke proses mordant, meluruhkan lapisan lilin atau zat pemutih pada kain. “Kemudian dikukus. Proses pengukusan membutuhkan waktu dua jam agar motif daun dapat tercetak pada kain,” tambah Bu Andjar.

Para peserta sangat terkesan dengan pembuatan Ecoprint. Selanjutnya para guru akan membagi pengalaman kepada siswa kelas XII yang mereka ampu pada pembelajaran P5. "Ini merupakan pengalaman baru," kesan Liesa Anggareny guru bahasa Jepang yang mengampu mata pellajaran P5 di kelas XII. 

Workshop Ecoprint ini merupakan kali pertama diadakan di Smamda Sidoarjo. Alfi Faridian, guru bahasa Indonesia yang juga mengampu P5 melihat prosesnya yang lama. "Prosesnya ternyata lama. Daun-daun saya berkali kali tertiup angin hingga harus menata ulang sampai lima kali. Namun melihat hasilnya sungguh sangat puas," ujar Alfi. 

Kegiatan workshop ini berlangsung selama enam jam. Semua peserta merasa puas dengan hasil karya mereka. Harapannya para guru bisa menularkan keahlian membuat Ecoprint kepada siswa kelas XII. Sehingga mereka dapat menemukan alasan mengapa Ecoprint menjadi salah satu jawaban permasalahan dalam masalah lingkungan saat ini. 



Editor    : Moh. Ernam

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo