Detail Berita:
SMAMDA.SCH.ID.- Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sidoarjo baru selesai dihelat. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Sidoarjo ini dilaksanakan Sabtu–Ahad (20-22/9/2024). Popkab ini serentak dilaksanakan di Jawa Timur sebagai persiapan Pekan Olahraga Daerah (POPDA) Jawa Timur.
Salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan adalah Pencak Silat. Cabang olahraga ini dilaksanakan antar sekolah/madrasah mulai SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK. Batas usia maksimal adalah 17 tahun dan merupakan siswa kelas XI dan batas minimal tidak ada asalkan peserta adalah pelajar.
Tempat pelaksanaan cabor pencak silat di gelanggang olahraga (GOR) tenis SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Sidoarjo. Peserta mencapai 272 pelajar se kabupaten Sidoarjo yang akan memperebutkan tiket ke POPDA yang berjumlah 29 orang. Smamda Sidoarjo mengirimkan 6 pesilat kategori tanding.
Persaingan sangat ketat sehingga semua pesilat harus berjuang luar biasa untuk merebut juara satu dan mendapatkan tiket ke POPDA Jatim atas nama kabupaten Sidoarjo. Tersedia 12 kelas putra dan 11 kelas putri, yakni 3 kategori Seni Tunggal, Ganda, dan Regu (TGR) putra dan putri, 9 kelas tanding putra (A-I) dan 8 kelas tanding putri (A-H).
Tahun ini Smamda bisa meloloskan satu pesilat putri setelah mampu menyingkirkan lawannya sejak penyisihan, perdelapan final, perempat final, semi final, sampai partai final. Dia adalah Nada Safaira Risqin. Siswa yang biasa dipanggil Nada itu sedang duduk di bangku kelas XI-10, berhasil lolos di kelas D putri kategori tanding.
Pelatih Tapak Suci Smamda, Zahra Novianti menjelaskan bahwa perlu evaluasi atas keberhasilan ini. “Evaluasinya adalah perlu ditingkatkan intensitas latihannya agar bisa meningkatkan fisik serta teknik atlet,” ujar Zahra.
Pelatih yang juga mahasiswa Umsida itu juga menambahkan perlunya disiapkan melakukan pemusatan latihan (training center) intensif selama 1 bulan. “Hal ini untuk meningkatkan kemampuan atlet baik segi fisik, teknik maupun mental. Selain itu juga strategi bertanding, dengan harapan meraih medali di POPDA Jatim,” tambah Zahra.
Perlu Pengorbanan
Sementara itu di sela-sela pertandingan, pelatih tanding yang lain Eko Febrianto mengatakan bahwa, masih banyak yang harus dibenahi di peserta ekskul prestasi pencak silat Tapak Suci. “Selain teknik, yang tak kalah pentingnya adalah fisik yang bagus dan mental juara pada anak-anak,” ujar Eko.
Perolehan 1 medali emas tingkat pelajar ini sebagai bahan evaluasi bagi Smamda, bahwa juara itu tidak datang tiba-tiba. Perlu persiapan yang lama dan matang untuk menjadi juara, terutama pada cabang olahraga yang tidak terukur seperti pencak silat. Jika pelatih dan pesilat punya komitmen untuk menuju juara, perlu ada yang dikorbankan. “Misalnya waktu bermain dan bersantai jadi lebih pendek. Juga mengorbankan waktu belajar bahkan sekolah. Hal ini dilakukan supaya hasilnya bisa maksimal dan tidak setengah-setengah,” urai Eko.
Semoga Nada berhasil di POPDA Jatim yang digelar pada 22-26 Oktober 2024. Membawa nama baik sekolah, Disporapar, dan kabupaten Sidoarjo.
Editor: Moh. Ernam