Revitalisasi Karakter Islam Menyelamatkan Generasi di Persimpangan Jalan

Risha Iffatur Rahmah, M.Pd. | 13 Maret 2025

Detail literasi:

 

Revitalisasi merupakan proses menghidupkan kembali sesuatu yang telah ada, agar lebih berdaya dan relevan dengan tantangan zaman. Dalam konteks pendidikan Islam, revitalisasi mengacu pada pemberdayaan karakter Islami dalam diri peserta didik. Hal ini sangat penting mengingat tantangan moral dan sosial yang semakin kompleks di era modern.  

 

Al-Qur’an telah menegaskan pentingnya membentuk umat yang memiliki karakter kuat dalam menjalankan nilai-nilai Islam. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 110:  

 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

 

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

 

Ayat tersebut menegaskan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Surat Ali Imron 110 inilah yang menjadi dasar gerakan Muhammadiyah. Organisasi yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan ini menginginkan generasi umat selamat baik di dunia maupun di akhirat. 

Sejalan dengan hal di atas, revitalisasi nilai-nilai Islam berkemuhammadiyaan juga mengarah pada karakter mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah, yaitub siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh(menyampaikan kebenaran), dan fathonah (cerdas dan bijaksana). Karakter itulah yang menjadikan generasi dapat menyaring dirinya menghadapi pengaruh negatif di lingkungan, seperti perundungan, tawuran, narkoba, dan penyimpangan moral.  

Meskipun kita tidak dapat memungkiri ada saja masyarakat yang menormalisasi perilaku negatif dengan menyebut pelakunya masih anak-anak. Ini menandakan mereka melindungi kejahatan. 

Walaupun negara ini juga mengatur Undang-Undang Perlindungan Anak. Akan tetapi sosialisasi ataupun kesadaran masyarakat belumlah sesuai harapan bersama. 

Harus di ingat kontribusi masyarakat amatlah penting sebagai percontohan perilaku yang baik bagi generasi muda. Meskipun kita mengetahui pendidikan inti berada pada lingkungan keluarga dan berimbas pada sekolah. Hal ini akan menghapuskan paradigma, "SDM Rendah" atau disebut mereka sebagai generasi yang berada dipersimpangan jalan. Artinya generasi yang lemah dalam agama dan akademik akibat kurangnya pengawasan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan.   

Nah, upaya revitalisasi pendidikan Islam diperlukan langkah-langkah konkret, di antaranya:  

1. Edukasi karakter Islami sejak dini

Anak-anak perlu dikenalkan dengan tata cara beribadah, adab dalam memperlakukan diri sendiri, orang tua, teman, dan lingkungan sekitar. Semakin dini pendidikan karakter Islami diberikan, semakin kuat nilai-nilai tersebut tertanam dalam diri mereka.  
2. Pendekatan yang Tepat dalam Mendidik
Mendidik manusia tidak sama dengan mengolah benda mati. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan harus penuh dengan kasih sayang dan ketegasan, bukan kekerasan. Menegur dengan kalimat yang baik dan memberi contoh yang nyata jauh lebih efektif dibandingkan bentakan atau hukuman fisik.

3. Kontrol dalam Mengakses Teknologi
Di era digital, anak-anak mudah terpapar berbagai konten negatif. Orang tua harus memiliki pemahaman yang cukup untuk membimbing mereka dalam menggunakan teknologi secara bijak, serta memberikan edukasi Islami agar anak mampu membedakan mana yang baik dan buruk.  

4. Sinergi antara Orang Tua dan Sekolah
Keterbukaan dan kerja sama antara orang tua dan sekolah sangat diperlukan dalam menangani berbagai permasalahan yang dihadapi anak. Dengan komunikasi yang baik, solusi yang diberikan dapat lebih efektif dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.  
Dengan demikian, revitalisasi pendidikan Islam bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan juga tanggung jawab keluarga dan masyarakat secara luas. Sinergi antara ketiga elemen ini menjadi kunci dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia. Jika kita ingin menyelamatkan generasi dari berbagai penyimpangan moral, saatnya melakukan perubahan bersama. Tanpa upaya kolektif, sulit membayangkan lahirnya generasi Islami yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman, karena bersama bisa menjadi hebat.


Penulis: Risha Iffattur Rahmah
Penyunting : Khusnul Isa

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo