Animasi AI, Dakwah Zaman Now

Suwidiyanti, M.Pd. | 15 Mei 2025

Detail literasi:

“Saat generasi muda hanya menjadi penonton, maka yang mereka lihat akan membentuk mereka. Tapi saat mereka mulai mencipta, mereka yang akan membentuk dunia.”

Di tengah derasnya arus revolusi digital, sekolah tak lagi cukup hanya menjadi tempat mentransfer ilmu. Ia harus menjadi ruang penciptaan makna, tempat para murid bukan hanya memahami dunia, tapi juga ikut membentuknya. Di kelas Informatika SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, visi ini diterjemahkan menjadi sebuah program konkret yakni pembuatan video animasi berbasis kecerdasan buatan (AI) sebagai media dakwah, promosi sekolah, dan penyebar nilai-nilai moral.

Proyek ini bukan sekadar tugas pelengkap, melainkan bentuk nyata dari pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) yang mengintegrasikan teknologi, nilai-nilai Islam, dan keterampilan abad 21. Murid tidak hanya diajarkan cara mengoperasikan perangkat lunak, tetapi juga didorong untuk menggunakan teknologi secara kritis dan bernilai.

Salah satu contoh nyata adalah seorang murid yang membuat video animasi bertema pentingnya menjaga lingkungan. Menggunakan visual yang menarik, karakter yang hidup, dan suara narasi hasil AI, video berdurasi dua menit ini berhasil menyampaikan pesan moral secara efektif dan menyentuh hati. Saat dibagikan melalui media sosial, konten tersebut mendapat ribuan penonton dan apresiasi. Ini bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi tentang bagaimana teknologi dapat menjadi sarana dakwah yang kuat dan relevan.

Inilah wajah baru dakwah. Bukan lagi eksklusif lewat mimbar dan ceramah, tetapi hadir melalui layar ponsel yang selalu dalam genggaman remaja. Proyek ini mengajarkan murid tidak hanya membuat produk digital, tetapi juga berpikir kritis dalam memilih pesan, bekerja kolaboratif, dan bertanggung jawab atas dampak konten yang mereka buat. Di balik proses kreatif tersebut, tersimpan misi besar menyampaikan nilai-nilai Islam seperti kejujuran, kepedulian, dan tanggung jawab dengan bahasa yang bisa diterima generasi digital.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 105: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai apabila salah seorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan, maka ia melakukannya dengan itqan (profesional dan sungguh-sungguh).” (HR. Thabrani).

Landasan teoritis dari praktik ini pun kuat. Dari sisi pedagogis, teori konstruktivisme menegaskan bahwa pengetahuan dibangun aktif oleh peserta didik melalui pengalaman dan interaksi sosial. Proyek animasi AI adalah bentuk nyata dari pembelajaran aktif yang kontekstual.

Project-Based Learning menjadi kerangka strategis yang mendorong murid mencipta produk nyata yang bermakna. Teori media dari McLuhan yang menyatakan “The medium is the message” menjadi semakin relevan, media digital bukan hanya alat bantu, tapi saluran utama menyampaikan nilai. Bahkan dari perspektif teori Multiple Intelligences Howard Gardner, proyek ini mengakomodasi berbagai kecerdasan murid visual, linguistik, musikal, interpersonal, hingga eksistensial menjadikannya kegiatan yang menyeluruh dan menyenangkan.

Lebih dari itu, hasil karya murid bukan sekadar portofolio pembelajaran. Ia bisa menjadi konten promosi sekolah yang menggambarkan citra institusi yang religius dan inovatif. Bahkan bisa menjadi bagian dari gerakan dakwah digital yang ringan namun mengena bagi masyarakat luas. Inilah pendidikan Islam yang visioner, menyatukan iman dan teknologi, akhlak dan kreativitas, nilai dan inovasi. Dakwah tidak lagi terpaku pada teks dan ceramah, tetapi hidup dalam karya visual yang menarik dan relevan.

Sebagai guru, tugas kita bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi membimbing murid menjadi “dai digital” penyampai kebaikan melalui karya. Dan sebagai murid, sudah saatnya tidak lagi sekadar menjadi konsumen informasi, tetapi pencipta konten yang mencerahkan dunia. Belajar Informatika hari ini bukan lagi semata tentang logika, tetapi juga tentang misi. Bukan hanya soal kode dan algoritma, tapi tentang cahaya yang menyinari zaman.

 

Penulis  : Suwidiyanti

Editor    : Moh. Ernam

 

Lampiran pdf:

Berita Lain Semua Berita

Literasi GTK Semua Literasi

Copyright © 2023 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo